Siapkan SDM Unggul, BPSDM ESDM Luncurkan Human Capital Summit 2025


Dilihat : 257 Kali | 03-09-2024 11:25:58

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) meluncurkan The 2nd Human Capital Summit of Energy 2025 di Gedung Widjajono Partowidagdo, Kamis (26/9/2024).
Adapun The 2nd Human Capital Summit of Energy 2025 akan mengusung tema 'Accelerating the Transformation of Green Collar Workforce toward Energy Transition'. Pada forum, para pemangku kepentingan di sektor energi akan membahas isu terkini di sektor energi, termasuk transisi energi hijau.

Kepala BPSDM Prahoro Nurtjahyo mengatakan The 2nd Human Capital Summit akan dilaksanakan pada Juni 2025 mendatang. Namun, menuju acara puncak tersebut, beberapa kegiatan Focus Group Discussion (FGD) akan diadakan untuk mengumpulkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan.

"The 2nd Human Capital Summit bertujuan untuk menyusun dokumen policy framework yang akan menjadi panduan dalam pengembangan SDM di sektor energi. Dokumen ini diharapkan memberikan arah yang jelas dan strategis dalam mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten, inovatif, dan siap menghadapi tantangan di masa depan," ujar Prahoro dalam keterangannya, Jumat (27/9/2024).

Pada peluncuran tersebut, Prahoro menjelaskan pengembangan sektor energi hijau di Indonesia membutuhkan kerangka kerja yang terencana, mulai dari aspek upstream, midstream, hingga downstream. Ia pun menekankan pentingnya mempersiapkan SDM yang kompeten secara bertahap menuju transisi energi hijau pada 2060.

Dalam hal ini, Kementerian ESDM berkewajiban melihat potensi di sektor energi sesuai ketersediaan resource dan teknologi. Sementara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), serta Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) bertanggung jawab mengembangkan SDM yang sesuai kebutuhan sektor energi.

"Transformasi tenaga kerja hijau atau green collar workforce dalam mendukung transisi energi yang berkelanjutan sangat bergantung pada hal yang fundamental, yaitu sumber daya manusia. Dalam mempersiapkan SDM yang siap menghadapi transisi energi menuju energi hijau, prioritas utama adalah pendidikan," ucap Prahoro.

Prahoro menambahkan, pendidikan saat ini telah berkembang tidak hanya berbasis pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan sikap, yang terintegrasi dalam kualifikasi dan kompetensi.

Menurutnya, lembaga pendidikan dan pelatihan perlu dipersiapkan dan diakreditasi untuk mendukung transisi energi. Selain itu, diperlukan juga kebijakan yang mendukung identifikasi green-collar workforce di masa depan serta peningkatan kapasitas tenaga kerja menuju industri hijau.

"Dalam mengembangkan SDM yang berkualitas dan kompeten untuk mencapai transisi energi, BPSDM ESDM telah menyelenggarakan The 1st Human Capital Summit pada 21 Maret 2023 di Jakarta dengan tema 'Human Capital Development towards Net Zero Emission 2060'," jelas Prahoro.

Lebih lanjut, Prahoro menjelaskan pemerintah sudah memiliki Indonesia Net-Zero Emission (NZE) Roadmap 2060 yang efektif diberlakukan mulai 2025 hingga 2060. Namun, roadmap tersebut tidak akan berjalan efektif jika tidak ditunjang dengan SDM yang mumpuni.

Hal ini mengingat dari 280 juta penduduk Indonesia, jumlah pekerja dari lulusan universitas hanya 14 juta. Sementara itu, pekerja Indonesia didominasi lulusan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Oleh karena itu, ia berharap The 2nd Human Capital Summit of Energy 2025 dapat menjadi gerbang untuk sharing informasi, data, serta rencana kebijakan berikutnya

"Melalui acara tersebut, kami menargetkan dua hal. Pertama, desain framework terkait human capital development di sektor energi dengan mempertimbangkan resource, tantangan, serta potensi human capital. Kedua, memetakan green job yang ada saat ini beserta peta kompetensinya serta sertifikasinya," ungkapnya.

Senada, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan perencanaan berbagai program transisi energi membutuhkan dukungan SDM yang memadai agar berjalan sesuai harapan. Untuk memastikan ketersediaan SDM yang kompeten, persiapan harus dilakukan sedini mungkin melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, agar peluang yang ada tidak terlewatkan.

"Rencana dan program transisi energi kita banyak dan beragam. Tidak sedikit tantangan yang akan dihadapi, tetapi juga banyak peluang yang harus kita tangkap. Transisi energi diharapkan akan membuka lapangan kerja baru ke depan. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan kualifikasi dan kompetensi SDM yang dibutuhkan untuk mendukung program transisi energi dan target Net Zero Emission pada 2060," katanya.

Dadan menjelaskan untuk memastikan keberhasilan transisi energi sesuai target, diperlukan kerja sama dari semua pihak, termasuk media, akademisi, dan masyarakat. "Peran serta, kerjasama, dan dukungan dari semua sektor, baik pemerintah, BUMN/swasta, akademisi, media, maupun masyarakat/NGO, sangat dibutuhkan agar transisi energi dapat terlaksana secara adil dan berkelanjutan, serta mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca," pungkasnya.